Jumat, 09 Agustus 2013

antara Aku, Kamu dan Tuhan

Malam ini, aku duduk di ruang tamu sebuah rumah yang aku anggap sungguh besar, dimana kelak aku juga memimpikan untuk memilikinya. Amin.
yah, tak perlu aku bicarakan detailnya, toh masih milik saudara juga. haha
dan ya, aku disuruh menjaga rumah, pemiliknya ini sedang mudik.
kebetulan aku juga tak ada acara. daripada juntrungan gak jelas ngabisin duit, mending ngabisin kue sama minumannya :D {i love it}
yah, sambil ngemil, aku ngubek-ngubek memori lama tentang sebuah film yang pernah nge-hit waktu kecil, dan buat anak seumur-ku waktu itu emang seru sih, Petualangan Sherina.
aku bahkan barusan sadar kalo ada Alyssa Soebandono ikutan film itu, tapi masih belum mudeng juga sih ampe sekarang yang mana orannya di film itu. haha. gak penting juga sih, teman bukan, saudara bukan kok diobrolin. iseng mamen..
film itu gak tau kenapa masih ngena di otak, apa karena ceritanya, suasana waktu itu, atau bahkan karena pemainnya. menurutku sih semacam novel teenlit yang sering aku baca gitu, orisinil. ampe sekarang aku gak habis pikir kenapa gak dibuat aja sekuelnya "Petualangan Sherina 2" khan pas tuh, orang2 nya dah "gede" semua, minimal sudah ngalami jaman labil dan alay :D jadi sah-sah aja kalo ending na ada adegan french kiss dkk
dipiki-pikir filmnya tuh juga ga masuk akal ding, masa ya umur segitu mereka udah kenal yang namanya ciuman? ya meski di jidat aja sih. kalo aku pas seumur gitu ya pikirane cuma satu : komik dan permainan. yah dua itu doang.walaupun kenyataan nya awal kisah film itu si derby anti-cewek (perasaan yang wajar untuk anak seumur segitu) bukan kayak sekarang anak kecil udah pacaran segala macem *harakiri*

---jeda--- bukan karena aku sirik ampe sekarang belum punya pacar lagi ya -___- hahaha

emm, masalah hati ya? 
susah juga sih, ampe sekarang pun aku masih bertanya-tanya apa sih yang aku rasain sekarang? ini cuma beneran sayang atau perasaan karena terbiasa (witing tresno jalaran seko kulino). itu yang membuat aku sampe sekarang membisukan semua tentangnya. WA, sms, mention, dkk. setiap aku meliat nama atau wajahnya di facebook
DAN AKU HANYA BISA DIAM.
TERPAKU.
aku tak peduli sih sebenarnya kalau dia sudah punya pacar atau apapun itu, selagi mereka belum ijab qabul. lanjut terus. tapi bahkan aku masih ragu untuk menerka perasaan ini, apakah ini benar? kami sahabat. dan walau tidak lama seperti novel-novel atau manga-manga seperti yang sering aku baca, sebenarnya aku nyaman dengan perasaaan ini. perasaan menenangkan seorang sahabat. hanya saja seperti ada diriku satu lagi memaksa aku untuk mendapatkannya, hanya untuk aku seorang. egoisnisme. haha
lama aku berperang dengan diriku yang lain, bahkan hingga saat aku memilih pergi meninggalkan kampung halaman, aku masih saja menyimpan perasaaan ini rapat-rapat. sangat rapat.
kucoba untuk menekannya, dan menjadi sahabat yang baik untuk dia. mendengarkan keluh kesah nya, memberi dia kritik saran, berbagi suka duka, saling cerita kehidupan, yahh dan hal-hal bodoh lainnya.
semakin aku jauh terperosok dalam lingkaran perasaan ini.
kucoba untuk mengakui diriku satu lagi, mengaku kebenaran kepada dia. apa daya, aku belum mampu. lidah ini masih pecundang!
mungkin yang kubutuhkan sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyerah, menyerah kepda diriku satu lagi, menyerah untuk tidak mengatakan yang sebenarnya kepada dia.
perassaan ini terlalu sia-sia untuk berdebu. berkarat.
aku menyukainya. aku mencintainya. aku menyayanginya.

*******
DEAR GOD (versi lirik indonesia)

Jalan sepi dibatas kota ini
Jauh dari seseorang yang aku sayangi
ku terkenang kata yang kau ucapkan
namun tak bisa membuatku kembali padamu
Tuhan hanya satu pintaku padamu
jagalah dia saat aku jauh dari sisinya
kubutuhkan orang yang tulus padaMu
tapi ku tinggalkan dirinya saat aku berjumpa
Ku sendiri dan ku lelah
ku merindukanmu.. sayang
dan lagi..
Rasa hampa selimuti diriku
tak seorangpun disini yang menemaniku
masa indah saat ku bersamamu
dan potret dirimu akan iringi hariku
(reff)
Tuhan hanya satu pintaku padaMu
jagalah dia saat aku jauh dari sisinya
kubutuhkan orang yang tulus padaMu
tapi ku tinggalkan dirinya saat aku berjumpa
ku sendiri dan ku lelah
ku merindukanmu.. sayang
dan lagi..
 
Mencari, tiada ku temukan
seolah sia-sia
karenamu kutetap bertahan
menyerah, takkan pernah
betapaku merindukanmu di dalam pelukku
Jalan sepi dibatas kota ini
Jauh dari seseorang yang aku sayangi
 
Tuhan hanya satu pintaku padaMu
jagalah dia saat aku jauh dari sisinya
kubutuhkan orang yang tulus padaMu
tapi ku tinggalkan dirinya saat aku berjumpa
ku sendiri dan ku lelah
ku merindukanmu.. sayang
dan lagi.. 
********


and it does not seem related but how can you be normal to think that all about love? hahaha

Kamis, 20 Juni 2013

Hitam, Monoton, dan Teduh

Ada kalanya kita terdiam, tersudut dalam sunyi.
Kita meraba dalam penat, apa ini dunia? penuh kepalsuan, tawa di balik tangis, senyuman manis yang berniat iblis.
Semakin kita bertanya, pada kegelapan, kita semakin terpana.
Disana tak ada warna, tak mengenal perbedaaan, tak ditemui emosi, juga tak ada waktu.
Disana kita menjadi dewasa, dalam artian egois tentunya.
Kita bahkan bisa mendikte aku itu kamu, kamu itu aku, seterusnya.
Terkadang yang ada itu sekejap lelah yang menghampiri, lesu menatap kekosongan.

Inikah yang Dia inginkan dari ciptaan-Nya?
Buatan paling sempurna-Nya yang mulai berpaling dari kodrat.
Merasa mereka Pemegang Takdir, Pemegang Semesta. Dan apa yang dilakukan oleh Sang Dia cukup menjadikan yang ada menjadi tiada ataupun sebaliknya.
Dan mereka hanya terpatung, diam, tergetar.
Lalu mereka kembali dalam lembah hitamnya lagi, berteduh, merenung untuk kesekian kalinya.

Di dalam Hitam, dia memohon..
Di dalam Monoton, dia bersyukur..
Di dalam Teduh, dia beristirahat..

Pada akhir pemikiran dia menemukan satu jawaban, tak pernah ia ragukan.
Dia berbeda, tak sejalan dengan manusia lainnya, ia percaya.
Selalu percaya, padahal itulah satunya yang ia punya.
Selain kegelapan yang disukainya.

Jawaban yang mereka selalu ragukan, tapi ia tidak.
Namun Hanyalah dalam gelap ada Harapan Sejati.
Tak ada yang lebih mengerti tentang harapan selain dia.
 Dia yang terbungkus olehnya selama bermilenia detik.
 Hanyalah ia yang tau tentang berharga nya sepercik harapan.
Tentang cahaya...

siapakah dirinnya, apa yang membuat dia berbeda, bagaimana emosi nya, dan kapankah waktunya?

lagi, ia butuh perenungan..
biarkan dia temukan, dalam harapannya.