Senin, 28 Mei 2012

Percikan Awal

do you believe in faith and destiny?
you saw me and I saw you
nobody expected that one small turn off the universe
Would make our paths cross
same place, same time, two pairs of eyes locked
and we both knew life isn’t gonna be the same again
faith and destiny?
not all smooth and easy our walk is marked by stones
we run and jump;hand in hand;heart in heart
memories of shared moments make way for future happenings
but we never forgot
locked up in the special place which came alive
on the day we met…


sebuah penggalan lirik dari musik berisik.
aku terdiam, selama ini bodoh.
aku bodoh kalau hanya percaya pada keyakinan dan takdir?
aku tergores, aku remuk redam,
jatuh di jurang terdalam dalam dunia ciptaanku sendiri.
kenyamanan yang diberikan mereka membuatku terlena.
terlena oleh senyum, tawa, dan tepukan dibahu.


dan aku pernah merasakan apa yang dinamakan gua Plato itu sendiri.
aku mengerti yang Socrates rasakan.
namun aku bisa bilang dia bodoh, dia terlalu awal menyerah,
menyerah pada keyakinannya sendiri.kini aku harus belajar dari awal lagi,
dengan belati suci yang kupegang erat.

aku tidak mau diseret ke gua itu.
dengan belati aku siap dengan dunia keras diluar sana,
dengan belati ini aku akan menghunus siapapun yang menjebakku,
dengan lubang perangkap menuju gua itu lagi..
karena aku tidak percaya pada keyakinan dan takdir,
yang ku pertaruhkan hanya secuil puzzle yang masih terus terangkai hingga saat ini..
detik ini.


Harapan.
aku masih dengan harapan kecil, kusam, dan berkarat.
ku kikis pelan, melangkah pelan tegapkan langkah,
sorot tajam bulir keringat, tetes air mata pedas memanasi kulit,
peluh tak terhitung setiap hembusan nafas,
masih dengan harapan.

aku bukan tak butuh pahlawan dalam hidup, hanya kadang aku jatuh dan perlu seulas senyuman untuk bangkit lagi. seulas senyuman dari seseorang dimasalalu yang penuh darah, tak sadarkan diri, terhuyung di jalan sempit dekat rumah. seseorang dipantulan cermin yang selalu aku maki tiap pagi. harapan itulah yang membuatku sekarang.
bukan lagi seorang pecundang, dan kini pelan-pelan berubah menjadi monster.
monster untuk mereka, diriku sendiri dan dunia yang semakin busuk ini.

monster yang berjuang untuk harapan nya sendiri. tak peduli dengan orang lain, egois, penuh luka. dan harapannya hanyalah kecil. dia ingin membuat semua yang ada disekelilingnya tersenyum lega bila ada dia disana, dia hanya inginkan semua yang ada dihidupnya kini maupun dulu tersenyum.


2 komentar:

  1. cie blog baru ayo terus posting juga rajin blogwalking biar rame blognya hehehehe

    BalasHapus
  2. wokeee kak, siap! :D
    mohon bantuannya juga :)

    BalasHapus